Rabu, 19 Mei 2010

Untitled Part 1

Pagi berganti petang
Siang berganti malam
Putih berganti menjadi kelam
Suka berganti menjadi duka
Ceria berganti menjadi murung
Rindu berganti menjadi keraguan
Cinta berganti menjadi sayang
Bahagia berganti menjadi derita

Semangat hidup lalu yang selalu berkobar-kobar menanti hari besuk kini, kian padam menyusul waktu ajal.
Rasa menyesal mengenal dirimu tak terucapkan oleh lidahku yang tak bertulang ini sekalipun.
Aku berpaling darimu, seakan ikatan ini terlalu sesak dalam dada.
Mengapa kau sekuat ini mengikat kalbu ini.
Sungguh tak paham, apa yang kau lakukan dan berikan untukku.
Terlalu indah untuk ditinggalkan,
Terlalu duka untuk dikenang,
Terlalu hambar untuk dirasakan,
akan tetapi ikatan itu terus megikat aku.

Kini kau buang aku dalam saat aku membutuhkanmu.
Rasa tak adil mengecambuk dalam otakku.
Kau tak tahu seberapa besar harapan yang kau berikan untukku,
ku balas dengan ribuan kali lipat rasa cintaku kepadamu.
aku sakit.
aku lemah.
aku capek hati.
aku capek pikiran.

Aku selalu berusaha senyum dihadapan orang banyak, padahal raga ini sungguh lemah.
Tak kutunjukkan betapa parahnya aku dalam lubang besar penyiksa batin ini.
Aku selalu berusaha memberikan canda tawa harapan senang menjadi hak setiap insan.
Khalayak, Raja yang tampak selalu bersikap tegas, bijaksana, ramah terhadap rakyatnya. Padahal, Raja tersebut sedang bimbang akan keputusannya terhadap permasalahan yang menyerbunya.

Tak banyak yang aku harapkan dari ini semua.
aku cuma ingin kau yang ada disana tahu bahwa aku MENANG.
aku MENANG dalam arti tak sedikitpun menyesal mengenal dirimu, tak sedikitpun menyakiti orang lain, tak sedikitpun aku ragu mencintai kamu.
Aku tidak menanti sebuah jawaban darimu.
Aku hidup tanpa kekasih, tapi aku memilik perasaan yang suci mencintai orang lain.
Tak pernah sedikitpun aku berniat untuk membuat kau kecewa apalagi menyakiti kamu.

TERIMA KASIH atas kau yang memperkenalkan aku apa arti cinta.